Tasikmalaya, Mei 2025 – Program Studi di lingkungan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya menggelar rangkaian kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan stakeholder dan Workshop dengan pakar dalam rangka perumusan visi, misi, rencana, dan strategi prodi. Kegiatan yang diselenggarakan di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya baik Kampus Tasikmalaya maupun Cirebon ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan strategis dari sektor pendidikan, kesehatan, pemerintahan, dan industri.
Rangkaian kegiatan ini diawali dengan FGD bersama stakeholder eksternal yang terdiri dari perwakilan Dinas Kesehatan, rumah sakit, puskesmas, industri kesehatan, asosiasi perguruan tinggi, organisasi profesi, serta alumni. Dalam diskusi yang berlangsung dinamis, para stakeholder memberikan berbagai masukan strategis tentang kebutuhan tenaga kesehatan di masa depan, perkembangan teknologi kesehatan, serta harapan terhadap kompetensi lulusan.
Gambar 1. FGD Prodi D3 RMIK (Kampus Cirebon) bersama Stakeholder (28 April 2025)
Gambar 2. Workshop Pakar Prodi D3 Gizi Tasikmalaya bersama Stakeholder (5-6 Mei 2025)
Gambar 2. FGD Prodi D3 RMIK Tasikmalaya bersama Stakeholder (6 Mei 2025)
“Kebutuhan tenaga kesehatan terus berkembang seiring dengan tantangan kesehatan global. Poltekkes perlu mengantisipasi perubahan ini dengan menyiapkan kurikulum yang adaptif dan inovatif,” ungkap salah satu perwakilan dari Stakeholder dalam sesi FGD. Pelaksanaan FGD pada beberapa prodi dilakukan secara luring dan daring.
Setelah mendapatkan masukan dari stakeholder eksternal, kegiatan dilanjutkan dengan workshop intensif yang dipandu oleh pakar pendidikan tinggi kesehatan dan manajemen strategis. Workshop ini diikuti oleh seluruh pimpinan dan dosen prodi, serta perwakilan mahasiswa. Para pakar berbagi wawasan tentang tren global pendidikan kesehatan, strategi pengembangan pendidikan tinggi vokasi, serta metode perumusan visi misi yang efektif.
Prof. Pepen Arifin, Ph.D salah satu pakar yang diundang dalam workshop, menekankan pentingnya keselarasan antara visi misi prodi dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan. “Visi misi bukan sekadar pernyataan formal, tetapi harus menjadi kompas yang mengarahkan seluruh aktivitas akademik dan pengembangan program studi,” jelasnya.
Dalam workshop tersebut, peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok kerja untuk melakukan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats), merumuskan draft visi misi, serta menyusun rencana strategis dan indikator kinerja. Setiap kelompok kemudian mempresentasikan hasil diskusinya untuk mendapatkan masukan dari kelompok lain.
Direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dalam sambutannya mengapresiasi antusiasme dan kontribusi aktif dari seluruh peserta. “Proses perumusan visi misi ini merupakan momentum penting untuk merefleksikan pencapaian yang telah diraih dan menatap masa depan dengan optimisme. Masukan dari stakeholder dan arahan dari para pakar sangat berharga untuk memastikan program studi kita tetap relevan dan unggul,” ujarnya.
Hasil dari FGD dan workshop ini akan menjadi dasar bagi program studi dalam finalisasi dokumen visi, misi, rencana, dan strategi untuk periode 2025-2030. Dokumen tersebut selanjutnya akan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum, penelitian, pengabdian masyarakat, serta sistem penjaminan mutu internal.
“Kami berkomitmen untuk mengimplementasikan visi misi yang dirumuskan melalui berbagai program dan kegiatan konkret. Kami juga akan melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala untuk memastikan ketercapaian target yang telah ditetapkan,” tegas Kepala Pusjamu.
Rangkaian kegiatan FGD dan workshop ini merupakan bagian dari upaya Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan dan memperkuat posisinya sebagai institusi pendidikan tinggi kesehatan yang unggul, mandiri, dan berdaya saing global.
“Kolaborasi dan sinergi adalah kunci dalam mewujudkan pendidikan kesehatan berkualitas untuk Indonesia sehat.”