• Wed. Sep 24th, 2025

Pusat Penjaminan Mutu

Pusjamu Polkestama

Workshop Peningkatan SPMI Dalam Persiapan Penilaian SPME Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Tahun 2025

Bypusjamu tasik

Sep 22, 2025

Latar Belakang

Workshop Peningkatan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dalam Persiapan Penilaian SPME  Kriteria Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan (LAMPT-Kes) merupakan kegiatan strategis yang diinisiasi oleh Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya sebagai upaya sistematis untuk mempersiapkan institusi menghadapi proses akreditasi yang akan datang. Workshop ini dirancang khusus untuk memperkuat kapasitas internal institusi dalam memahami, mengimplementasikan, dan mengevaluasi standar-standar akreditasi yang telah ditetapkan oleh LAMPT-Kes, dengan fokus pada delapan kriteria utama yang menjadi parameter penilaian kualitas pendidikan tinggi kesehatan.

Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan seluruh elemen civitas akademika memiliki pemahaman yang komprehensif dan seragam tentang instrumen akreditasi, sekaligus membangun sistem dokumentasi dan evaluasi diri yang robust dan berkelanjutan. Melalui workshop ini, diharapkan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dapat mencapai tingkat kesiapan optimal dalam menghadapi visitasi akreditasi, dengan dukungan sistem penjaminan mutu internal yang telah terintegrasi dengan baik di seluruh unit kerja.

Workshop dilaksanakan selama tiga hari penuh, yakni dari tanggal 18 hingga 20 September 2025, dengan pemilihan lokasi di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Kampus Cirebon. Kegiatan workshop ini dihadiri oleh representasi lengkap dari jajaran struktural dan fungsional Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya yang memiliki peran strategis dalam implementasi sistem penjaminan mutu. Pimpinan tertinggi dalam kegiatan ini adalah Wakil Direktur I, Dr. Asep Kuswandi, S.Kep.,Ners.,M.Kep.Sp.KMB, yang berperan sebagai penanggung jawab utama dan memberikan arahan strategis dalam pelaksanaan workshop. Kehadiran Wadir 1 menunjukkan komitmen tinggi pimpinan institusi terhadap upaya peningkatan kualitas dan persiapan akreditasi.

Peserta lainnya meliputi Kepala Pusat Jaminan Mutu (Kapusjamu) yang berperan sebagai koordinator utama sistem penjaminan mutu internal, Ketua Jurusan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK), serta Ketua Program Studi D3 RMIK Kampus Cirebon. Kehadiran para pejabat struktural ini memastikan bahwa setiap keputusan dan arahan yang dihasilkan diri workshop dapat diimplementasikan secara efektif di tingkat operasional.

Komponen inti peserta workshop adalah para anggota Kelompok Kerja (Pokja) Kriteria Unit Pengelola Program Studi (UPPS) dan Program Studi (PS) yang merupakan tim teknis yang akan langsung terlibat dalam penyusunan instrumen. Para pokja ini terdiri dari dosen dan tenaga kependidikan yang memiliki kompetensi spesifik sesuai dengan kriteria akreditasi yang menjadi tanggung jawab masing-masing kelompok. Mereka adalah tulang punggung dalam implementasi sistem penjaminan mutu di tingkat operasional dan akan menjadi motor penggerak perubahan di unit kerja masing-masing.

Narasumber Pakar

Workshop ini mendapat dukungan penuh dari dua narasumber pakar yang memiliki kredibilitas tinggi dan pengalaman luas dalam bidang penjaminan mutu pendidikan tinggi kesehatan. Narasumber pertama adalah Prof. Besral, SKM.,MSc dan Dr. Dian Ayubi, SKM.,M.QIH, yang memberikan pemahaman spesifik dalam bidang Quality Improvement in Healthcare (QIH), memberikan pandangan praktis dan aplikatif tentang implementasi sistem penjaminan mutu di institusi kesehatan. Kombinasi keahlian kedua narasumber ini menciptakan sinergi yang optimal antara aspek teoritis-akademik dan praktis-implementatif dalam sistem penjaminan mutu.

Kedua pakar ini tidak hanya berperan sebagai narasumber dalam presentasi formal, tetapi juga sebagai konsultan aktif yang memberikan pendampingan langsung kepada setiap pokja dalam proses penyusunan dan penyempurnaan instrumen. Pendekatan konsultatif ini memungkinkan transfer pengetahuan yang lebih efektif dan memberikan solusi yang spesifik terhadap tantangan yang dihadapi oleh masing-masing pokja.

Pelaksanaan Worshop

Workshop dirancang dengan metodologi yang menggabungkan pendekatan teoretis dan praktis melalui dua tahapan utama yang saling melengkapi dan berkelanjutan. Metodologi ini dipilih untuk memastikan bahwa peserta tidak hanya memperoleh pemahaman konseptual tentang sistem penjaminan mutu, tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam bentuk instrumen akreditasi yang konkret dan sesuai dengan standar LAMPT-Kes.

Tahap pertama dimulai dengan sesi orientasi dan pembekalan umum tentang penilaian SPME LAMPT-Kes, dilanjutkan dengan pembagian tugas berdasarkan kriteria penilaian kepada masing-masing pokja. Setiap pokja kemudian mulai menyusun instrumen awal untuk kriteria yang menjadi tanggung jawabnya, dengan bimbingan intensif dari asesor internal yang telah berpengalaman dalam proses akreditasi sebelumnya.

Asesor internal berperan sebagai mentor yang memberikan panduan teknis dalam penyusunan instrumen, memastikan bahwa setiap komponen instrumen sesuai dengan format standar, mencakup semua indikator yang dipersyaratkan, dan didukung oleh bukti-bukti yang memadai. Proses ini melibatkan diskusi mendalam antara pokja dan asesor internal untuk memastikan pemahaman yang tepat tentang setiap kriteria dan sub-kriteria akreditasi.

Selama tahap ini, setiap pokja juga melakukan inventarisasi dokumen dan bukti-bukti pendukung yang telah ada, mengidentifikasi gap yang perlu dipenuhi, dan menyusun rencana pengumpulan data dan dokumen tambahan yang diperlukan. Proses ini didokumentasikan secara sistematis untuk memudahkan tracking dan evaluasi pada tahap selanjutnya.

Tahap kedua merupakan sesi konsultasi intensif antara setiap pokja dengan para narasumber pakar untuk setiap kriteria penilaian. Sesi ini dirancang dalam format presentasi dan diskusi interaktif, di mana setiap pokja mempresentasikan instrumen yang telah disusun pada tahap pertama, kemudian mendapat masukan, koreksi, dan saran perbaikan dari para pakar.

Prof. Besral dan Dr. Dian Ayubi memberikan feedback yang konstruktif dan spesifik, tidak hanya terhadap aspek teknis penyusunan instrumen, tetapi juga terhadap substansi dan kualitas bukti-bukti yang dikumpulkan. Proses konsultasi ini berlangsung secara iteratif, di mana pokja dapat melakukan revisi dan penyempurnaan instrumen berdasarkan masukan pakar, kemudian mengkonsultasikan kembali hasil revisi tersebut. Pendekatan ini memastikan bahwa instrumen akhir yang dihasilkan benar-benar berkualitas tinggi dan siap untuk digunakan dalam proses penilaian sesungguhnya.

Hasil yang Diharapkan

Melalui workshop ini, diharapkan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dapat mencapai beberapa hasil strategis yang akan berkontribusi signifikan terhadap keberhasilan proses penilaian SPME. Pertama, terbentuknya instrumen yang komprehensif, akurat, dan sesuai dengan standar LAMPT-Kes untuk seluruh kriteria yang dipersyaratkan. Instrumen ini tidak hanya menjadi dokumen formal untuk, tetapi juga sebagai panduan operasional dalam implementasi sistem penjaminan mutu secara berkelanjutan.

Kedua, terbentuknya tim pokja yang kompeten dan memiliki pemahaman mendalam tentang sistem penjaminan mutu internal, yang akan menjadi agen perubahan di unit kerja masing-masing. Para anggota pokja diharapkan dapat mentransfer pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh kepada kolega di unit kerjanya, sehingga budaya mutu dapat berkembang secara organic di seluruh institusi.

Ketiga, terbangunnya sistem dokumentasi dan monitoring-evaluasi yang robust, yang memungkinkan institusi untuk melakukan self-assessment secara berkala dan melakukan perbaikan berkelanjutan. Sistem ini akan menjadi foundation yang kuat untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas pendidikan secara konsisten, bahkan setelah proses SPME selesai dilaksanakan.